Senin, 21 Desember 2015
TEKHNIK MENYUSUI
A.
Perilaku
Menyusui
The American Academy of Pediatrics
merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan selanjutnya minimal
selama 1 tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan,
menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau,
tidak menggunakan botol dan dot. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegera mungkin
setelah melahirkan. Bayi dan ibu yang melakukan proses menyusui dalam 1 jam
pertama setelah melahirkan memiliki keberhasilan yang lebih besar dari mereka
yang menundanya. Bayi baru lahir sebaiknya disusui setiap 2-3 jam sampai bayi
merasa puas. Menyusui minimal 5 menit pada masing-masing payudara pada hari
pertama setelah melahirkan dan semakin meningkat frekuensinya setiap hari
sehingga dapat meningkatkan produksi ASI optimal. Waktu menyusui 20 menit pada
masing-masing payudara cukup untuk bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui.
Frekuensi menyusui yang sering dapat meningkatkan produksi ASI, mencegah
payudara nyeri dan sakit karena penumpukan dan penggumpalan ASI, dan
meminimalkan kemungkinan bayi menjadi kuning.
Jumlah ASI yang normal diproduksi pada
akhir minggu pertama setelah melahirkan adalah 550 ml per hari. Dalam 2-3
minggu, produksi ASI meningkat sampai 800 ml per hari. Jumlah produksi ASI
dapat mencapai 1,5-2 L per harinya. Jumlah produksi ASI tergantung dari berapa
banyak bayi menyusu. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak hormon
prolaktin dilepaskan, dan semakin banyak produksi ASI. Menyusui dapat berkaitan
dengan ketidaknyamanan pada payudara. Nyeri pada puting dapat diberikan krim
vaselin. Perubahan posisi menyusui untuk memutar titik stres pada puting juga
sebaiknya dilakukan. Sebaiknya bayi berhenti dahulu menghisap puting sebelum
mengangkatnya dari payudara.
Wanita yang menyusui membutuhkan
500-1000 kalori lebih banyak dari wanita yang tidak menyusui. Wanita menyusui
rentan terhadap kekurangan magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, dan seng. ASI
tidak memiliki suplai zat besi yang cukup untuk bayi prematur atau bayi berusia
lebih dari 6 bulan. Karena itu suplementasi zat besi sebaiknya diberikan pada
ibu menyusui dengan bayi prematur. Nutrisi yang tidak adekuat dan stres dapat
menurunkan jumlah produksi ASI.
Menyusui merupakan respon perilaku bayi
yang komplek yang menunjukan cara bayi memperolah makanan. Bayi baru lahir
mempunyai kemampuan yang unik yaitu mampu memindahkan susu dari payudara
ibunya. Bayi menunjukan adaptasi yang luar biasa.
Perilaku menyusu bayi dimulai segera setelah lahir, yaitu :
Perilaku menyusu bayi dimulai segera setelah lahir, yaitu :
1.15
menit, bayi menunjukan reflak mencari (roots) dan raflek menghisap (suck)
2.34
menit, bayi menunjukan gerakan tangan di mulut
3.
55 menit bayi menunjukan gerakan menyusu dan spontan attachment
Selain perilaku menyusui pada beberapa
jam pertama setelah lahir bayi menunjukan perilaku :
1. Lahir
– 2 jam dalam keadaan terjaga
2. 2-20
jam bayi mengantuk dan tertidur nyenyak
3. Setelah
20 jam bayi berada dalam keadaan continum of state
B.
Posisi
Menyusui
1. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi
kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu
bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada
di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu
berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).
2. Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru
pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi
prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu
yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk
menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
3. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi
merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya
posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan
lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).
C.
Cara
Menyusi yang Benar
Terdapat berbagai posisi untuk menyusui
namun posisi yang baik adalah dimana posisi kepala dan badan bayi berada pada
garis yang lurus sehingga bayi dapat menyusui dengan nyaman. Selain itu posisi
ibu pun harus nyaman.
Adapun
langkah menyusui bayi yang benar :
1. Cuci
tangan dengan air bersih yang mengalir.
2. Ibu duduk
dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah
agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi).
3. Perah
sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Manfaatnya adalah
sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
4. Posisikan
bayi dengan benar
·
Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi
diletakkan pada lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan
ibu.
·
Menempelkan perut bayi pada perut ibu
dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di
depan, kepala bayi menghadap payudara
·
Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu
garis lurus.
·
Ibu memegang payudara dengan ibu jari
diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan
areolanya
5. Bibir bayi
dirangsang dengan menyentuh pipi dengan puting susu
atau menyentuh sudut mulut bayi dan akan membuka lebar, kemudian
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan putting serta areola
dimasukkan ke dalam mulut bayi.
- Cek apakah perlekatan sudah benar
·
Dagu menempel ke payudara ibu.
·
Mulut terbuka lebar.
·
Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah,
masuk ke dalam mulut bayi.
·
Bibir bayi terlipat keluar.
·
Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak
menghisap, tetapi memerah ASI).
·
Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh
terdengar bunti menelan.
·
Ibu tidak kesakitan.
·
Bayi tenang.
7. Setelah
bayi mulai menyusu ibu tidak memegang atau menyangga payudara lagi
8. Ibu memperhatikan bayi selama menyusui
9. Jika sudah selesai, ibu melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut
mulut atau
dagu bayi ditekan ke bawah)
10. Setelah
selesai menyusui, oleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan
kering dengan sendirinya
11. Ibu
menyendawakan bayi dengan cara :
12. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak
bersendawa tunggu 10 – 15 menit) ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan.
D.
Fungsi
Menyusui yang Benar
1.
Puting
susu tidak lecet
2.
Perlekatan
menyusu pada bayi kuat
3.
Bayi
menjadi tenang
4. Tidak terjadi gumoh
E.
Akibat
Tidak Menyusui dengan Benar
1.
Puting
susu menjadi lecet
2.
ASI
tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
3.
Bayi
enggan menyusu
4. Bayi menjadi kembung
F.
Tanda Bayi Menyusu Dengan Benar
1.
Bayi
tampak tenang
2.
Badan
bayi menempel pada perut ibu
3.
Mulut
bayi terbuka lebar
4.
Dagu bayi
menempel pada payudara ibu
5.
Sebagian
areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak
6.
Bayi
Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7.
Puting
susu tidak terasa nyeri
8.
Telinga
dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9.
Kepala
bayi agak menengadah
G.
Tanda
Bayi Mendapat ASI Dalam Jumlah Cukup
1. Bayi
akan terlihat puas setelah menyusu
2. Bayi
terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu
3. Pertama
(100-200 gr setiap minggu)
4. Puting
dan payudara tidak luka atau nyeri
5. Setelah
beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang air
besar berwarna kuning 2 kali sehari
6. Apabila
selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan
dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.
H. Upaya Memperbanyak ASI
1. Untuk
Bayi
·
Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan
malam dengan lama menyusui antra 10-15 menit disetiap payudara
·
Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang
menyebabkan rasa gerah
·
Pastikan bayi menyusui dengan posisi
menempel yang baik dan mendengarkan suara menelan yang aktif.
·
Susui bayi ditempat yang tenang dan
nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
2. Untuk
Ibu
·
Ibu harus meningkatkan istirahat dan
minum
·
Makan makanan yang bergizi
·
Petugas kesehatan harus mengamati ibu
yang menyusui bayinya dan mengoreksi
setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
·
Susukan bayinya sesering mungkin
(Anggraini, 2010; h. 22).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar